Padang, Besarnya pengaruh gadget serta perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini, membuat anak muda lebih memilih bermain game online daripada melestarikan permainan anak nagari. “Sipak rago” merupakan salah satu permainan anak nagari yang sudah sangat jarang dimainkan oleh anak muda Minangkabau khususnya di daerah perkotaan (Kota Padang).
Bentuk kesadaran dari generasi muda yang mulai aware di wilayah Kampung Tangah daerah Belimbing – Kota Padang yang berusaha melestarikan permainan sipak rago ini menjadi titik tolak untuk membangkitkan seni serta tradisi di Minangkabau sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Perintis Indonesia (UPERTIS) yang diketuai oleh Wahyu Fitri, S.Ds., M.I.Kom dalam kegiatan pengabdian masyarakat mengusung konsep budaya Minangkabau.
Budaya pada umumnya berfungsi sebagai identitas dalam masyarakat. Suatu kelompok masyarakat dapat diklasifikasi dan diidentifikasi dengan ciri kebudayaan yang melekat kepada dirinya. Hal ini karena budaya menjadi identitas bersama dalam kelompok masyarakat.
Budaya juga menjadi komponen yang menciptakan sifat dan perangai dari seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu. Dalam lingkaran masyarakat yang berbudaya, cenderung tiap anggotanya memiliki kesamaan dalam perangai atau persepsinya terhadap suatu hal. Hal ini disebabkan oleh budaya yang ikut memengaruhi dan menciptakan sifat yang cenderung sama dalam masyarakat.
Kegiatan ini juga di ikuti oleh Novia Amirah Azmi, M.I.Kom, Drs. Nofriadi, MM, Mis Setia Ardi dan Nurmaliza Afrianti sebagai anggota.
Dosen Ilmu Komunikasi UPERTIS dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan tokoh budaya Prof. Dr. rer.soz. Nursyirwan Effendi untuk memberikan ruang kepada khalayak umum khususnya kalangan pemuda pemudi di kota Padang agar lebih mengetahui permainan anak nagari “Sipak Rago”.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Judul Bedah Film Dokumenter Ekspositori “Sipak Rago” Komunitas Sipak Rago Kampung Tangah di Kota Padang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya komunikasi sebagai sarana untuk melestarikan budaya khususnya pada budaya permainan anak nagari “sipak rago.”
Selain itu, di tengah gencarnya perkembangan teknologi dengan adanya media sosial yang mampu mengalihkan semua perhatian kalangan pemuda sehingga kurang komunikasi dengan sesama pergaulan bahkan dengan keluarganya sendiri, akibatnya hal inipun juga mampu mengurangi interaksi untuk melestarikan budaya.
Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 03 Desember 2022 di Fabriek bloc ini dihadiri Peserta sebanyak 50 orang dengan rentang usia 17 tahun hingga 27 tahun.
Menurut Prof. Dr. rer.soz. Nursyirwan Effendi, Kegiatan ini dinilai sangat bermanfaat bagi mereka apalagi mereka mayoritas pada usia ini mereka terus terpapar media sosial dan gadget.
Contac Person : wahyu fitri
Nomor Hp : 085263241627
Emai : wahyu.fitri2710@gmail.com