Padang, Dalam kurun waktu 100 hari sejak dilantik sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Gatot Tri Suryanta telah menunjukkan komitmen kuat dalam menekan berbagai permasalahan sosial yang meresahkan masyarakat Ranah Minang.
Berbagai program inovatif dan pendekatan komprehensif yang diterapkannya berhasil menurunkan angka tindak kriminal, penyalahgunaan narkoba, serta memberantas fenomena tawuran dan balap liar yang selama ini menjadi momok bagi warga Sumbar.
Dilantik pada 29 Desember 2024 menggantikan Irjen Pol Suharyono yang memasuki masa pensiun, Irjen Gatot langsung menetapkan program “Sumbar Zero Tawuran dan Balap Liar” sebagai salah satu Commander Wish yang menjadi prioritas utama kepemimpinannya.
Memberantas Tawuran dan Balap Liar dari Akarnya
Perintah tegas dari Kapolda diejawantahkan dengan baik oleh seluruh jajaran kepolisian mulai dari tingkat Polres hingga Polsek dengan menggiatkan Patroli Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) di lokasi-lokasi rawan tawuran dan balap liar di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumbar.
Selain melakukan upaya pencegahan, Polda Sumbar juga melaksanakan sosialisasi dan edukasi secara masif yang menyasar kalangan pelajar melalui program “Siswa Sahabat Kapolda”.
“Alhamdulillah lewat upaya yang telah dilakukan itu, aksi tawuran dan balap liar yang selama ini sering kali terjadi setelah Tarawih di bulan suci Ramadhan, tidak lagi kita dengar,” ungkap Irjen Gatot saat menggelar Halal bi Halal bersama Awak Media Polda Sumbar pada Senin (14/4/2025).
Sejak dilantik sebagai Kapolda Sumbar, Irjen Gatot mengungkapkan bahwa jumlah pelaku tawuran dan balap liar yang berhasil diamankan aparat kepolisian di seluruh Kabupaten dan Kota telah mencapai ratusan orang.
Fakta yang cukup miris, mayoritas pelaku didominasi oleh anak di bawah umur dan remaja putus sekolah.
Menemukan fakta tersebut, Irjen Gatot tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga mengambil langkah preventif dengan memerintahkan seluruh jajaran Bhabinkamtibmas hingga tingkat Polsek untuk melakukan pendataan By Name By Address terhadap seluruh pelajar putus sekolah yang selama ini luput dari intervensi pemerintah.
“Hasilnya ada ribuan anak putus sekolah yang selama ini tidak tersentuh. Mereka baru tersentuh setelah ditangkap. Situasi ini sudah saya sampaikan kepada Gubernur dan Walikota untuk segera ditindaklanjuti dan diselesaikan bareng-bareng,” katanya.
Kapolda mengakui bahwa tidak sulit bagi pihak kepolisian untuk menindak secara hukum para pelaku tawuran dan balap liar.
Namun, penindakan semata tanpa mempertimbangkan akar permasalahan justru akan berdampak negatif terhadap masa depan anak-anak tersebut.
“Sangat gampang bagi polisi untuk menindak secara hukum. Tapi masa depan mereka ke depannya bagaimana? Jadi persoalan ini memang harus diselesaikan bersama-sama. Semua harus bergerak untuk menyelamatkan generasi muda kita ini,” tegas Irjen Gatot.
Ia juga menyampaikan rencananya untuk segera menggelar rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam waktu dekat.
Menekan Angka Penyalahgunaan Narkoba
Selain fokus pada permasalahan tawuran dan balap liar, Irjen Gatot juga menunjukkan keberhasilan dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba di Sumatera Barat.
Gatot tak menampik, saat pertama kali dilantik sebagai Kapolda, Sumbar sempat menempati peringkat keenam provinsi dengan tingkat penyalahgunaan narkoba tertinggi secara nasional.
Namun, berkat upaya pemberantasan dan pencegahan yang dilakukan secara masif, termasuk pelibatan aktif tokoh masyarakat dalam Gerakan Subuh Berjamaah (GSB), kini Sumbar berhasil turun ke posisi ke-15 tingkat nasional berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN).
“Nah yang menjadi masalah, saat ini hampir 80 persen tahanan di Sumatera Barat adalah pelaku narkoba. Maraknya penyalahgunaan narkoba dikhawatirkan akan merembet kepada banyak hal, seperti tingginya angka kriminalitas dan sebagainya,” ungkap Irjen Gatot.
Menurut Irjen Gatot, penindakan hukum saja tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan narkoba.
Dibutuhkan penanganan komprehensif yang menyentuh akar masalah, seperti rendahnya ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat.
Untuk itu, Polda Sumbar bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar telah bersepakat untuk memperkuat peran Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) di tingkat Nagari untuk membina dan menyelamatkan “anak kemenakan” dari bahaya narkoba.
“Ujung tombak penuntasan penyakit masyarakat ini adalah Nagari. Nagari akan menjadi garda terdepan untuk menuntaskan berbagai penyakit masyarakat, termasuk narkoba maupun LGBT,” katanya.
Penanganan Pertambangan Ilegal dan Judi Online
Irjen Gatot juga menegaskan komitmennya dalam menangani permasalahan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang selama ini merusak lingkungan di Sumbar.
Dalam upaya menangani PETI, Kapolda telah menginstruksikan seluruh Kapolres dan jajaran serta Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) untuk memetakan seluruh Wilayah Tambang Rakyat (WTR) potensial di setiap Kabupaten/Kota.
Melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Polda Sumbar akan mengawal pengajuan WTR kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Langkah ini bertujuan agar tidak ada lagi tambang-tambang ilegal di Sumatera Barat, sehingga masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil pertambangan dapat bekerja dengan aman dan nyaman tanpa takut terjerat hukum.
“Kita harus memastikan seluruh pertambangan tidak merusak lingkungan. Kami Polda Sumbar all out bagi masyarakat Sumbar dan siap mendukung program Bapak Presiden seperti program Ketahanan Pangan, tiga juta rumah bersubsidi hingga menyukseskan program Makan Bergizi Gratis,” tegasnya.
Selain penanganan PETI, Irjen Gatot juga menyatakan komitmennya dalam pemberantasan judi online yang telah merusak mental masyarakat Sumbar.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Susmelawati Rosya mengatakan, melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan berbagai pihak, Polda Sumbar bertekad menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Ranah Minang.
“Berbagai capaian dalam 100 hari kepemimpinan Irjen Gatot Tri Suryanta sebagai Kapolda Sumbar menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik, melibatkan berbagai elemen masyarakat, serta mengedepankan pencegahan dan pembinaan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial di Sumbar,” tutur polisi wanita (Polwan) tersebut.